Pada tanggal 25 November 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia meluncurkan "Kurikulum Merdeka," yang juga dikenal sebagai "Kurikulum 2020." Inisiatif ini bertujuan untuk menghadirkan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia dengan menekankan beberapa prinsip utama:
- Kemandirian Peserta Didik: Kurikulum Merdeka menekankan kemandirian siswa dalam belajar. Hal ini berarti siswa memiliki lebih banyak kebebasan untuk memilih mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat mereka.
- Pendekatan Tematik: Kurikulum ini menerapkan pendekatan tematik di mana kurikulum dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, sehingga siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam konteks yang lebih luas dan bermakna.
- Pengembangan Karakter: Selain pengetahuan akademis, Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan karakter, termasuk nilai-nilai kebangsaan dan moral. Hal ini bertujuan untuk menciptakan warga yang bertanggung jawab dan berkepribadian baik.
- Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Luar Kelas: Inisiatif ini mendorong pendidikan karakter melalui kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan ekstrakurikuler, kerja sosial, dan proyek-proyek yang dapat membentuk karakter siswa.
- Evaluasi Berbasis Kompetensi: Kurikulum Merdeka menggantikan sistem penilaian tradisional dengan penilaian berbasis kompetensi, di mana siswa dinilai berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu daripada hanya berdasarkan ujian akademik.
- Dukungan bagi Guru: Inisiatif ini juga mencakup dukungan bagi pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum, termasuk pelatihan dan bahan ajar yang sesuai.
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Ini merupakan upaya untuk menjawab perubahan zaman dan tuntutan global yang memerlukan lulusan yang siap untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam.